Kamis, 09 Mei 2013

Macam-Macam Metode Pembelajaran


Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.


Macam-Macam Metode pembelajaran :

1.  Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.


2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c.  Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.


4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5.  Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.


6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.


7. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.


8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.


9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut


10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11.   Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.


12.   Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta 
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.


13.   Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya


14.   Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Demikian macam-macam metode pembelajaran
Semoga dapat menjadi bahan acuan dalam menerapakan metode pembelajaran untuk peserta didik.
Buku acuan : Simamora, Roymond H. 2009. BUKU AJAR PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Jakarta : EGC


Saya copas dari: http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/

Senin, 06 Mei 2013

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pengajaran menurut http://www.education.com adalah standards of teaching behaviors identified as desirable for given teaching situations. Model pengajaran merupakan patokan atau standar perilaku mengajar yang diidentifikasi sebagai bentuk pengajaran yang ingin dilakukan. Menurut Joyce (dalam Trianto, 2009:22), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, komputer, kurikulum, dll. 
Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2009:23) menyatakan bahwa model pembelajaran bermakna sangat luas, yang menyakup rasional teoritis, landasan pemikiran, tingkah laku pengajaran, dan lingkungan belajar. Ini berarti model pembelajaran lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.  Berikut merupakan ciri-ciri model pembelajaran menurut Kardi dan Nur.
a. Rasional teoritis logis yang telah ada. Model pembelajaran diamalkan dengan dasar teori-teori belajar yang telah ada seperti teori belajar konstruktivisme, teori perkembangan kognitif Piaget, metode pengajaran John Dewey, dll. Sebagai contoh, model pembelajaran berbasis masalah berdasar pada teori belajar konstruktivisme. Siswa memecahkan permasalahan nyata dengan jalan bekerjasama dengan kelompok. Pada model ini guru berperan untuk membantu pengerjaan masalah menjadi langkah-langkah tertentu sehingga siswa dapat menyelesaikannya dengan baik. 
b. Landasan pemikiran sebagai penentu tujuan pembelajaran. Landasan pemikiran dalam membantu penentu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Misal, untuk membantu siswa untuk menguasai perkalian atau penguasaan alat, digunakan pembelajaran langsung.  
c. Tingkah laku pengajaran diperlukan guna mendukung supaya pembelajaran bisa dicapaiAgar terorganisir dengan baik, pengajaran direncanakan dengan kegiatan yang terstruktur. Struktur dari kegiatan yang akan dilaksanakan ini disebut dengan sintaksis (pola urutan). 
d. Model pembelajaran memerlukan lingkungan belajar yang khas. Salah satu yang memerlukan lingkungan belajar yang khas adalah pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran ini perlu pengaturan setting agar sesuai dengan kegiatan yang dilakukan karena siswa bekerja dengan kelompok. 

Arends dalam Trianto (2009:25) menyeleksi enam buah model pembelajaran yang sering digunakan dan bersifat praktis, antara lain: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. 
Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran diidentikkan dengan strategi pembelajaran. 

Acuan:

  • http://103.23.244.11/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197012101998022-IIP_SARIPAH/Pengertian_Pendekatanx.pdf
  • http://www.education.com
  • Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Pendekatan Pembelajaran

Sebagai tulisan pembuka tirai blog ini, saya akan membahas beberapa istilah pembelajaran. Tak jarang istilah ini jadi membingungkan karena dalam penjelasannya ada banyak persepsi. Terkadang para ahli menyamakan atau membeda-bedakan arti istilah ini -- yah, suatu paradoks. Istilah-istilah ini sering ditemui ketika penyusunan perangkat pembelajaran. Selain itu, bagi penggiat pendidikan juga sering menggunakan istilah-istilah ini dalam menyusun kurikulum. Melihat bahwa istilah-istilah ini merupakan hal yang fundamental baik dalam penyusunan perangkat pembelajaran seperti RPP maupun perangkat kurikulum lainnya. Berikut ini adalah penjabaran singkat mengenai istilah-istilah tersebut yang saya mulai dengan pendekatan pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

(1) Teacher-centered approach (TCA) 

TCA adalah suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan (Smith, dalam Sanjaya, 2008: 96). Cara pandang bahwa pembelajaran (mengajar) sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut.
Pertama, guru menjadi pusat dalam pembelajaran. Dalam TCA, guru memegang peran sangat penting. Guru menentukan apapun yang dilakukan siswa di kelas dan sekolah.
Kedua, siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Sejalan dengan teori tabularasa bahwa siswa tidak punya pengetahuan sebelum diberikan pengajaran oleh guru.
Ketiga, kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu (terbatas). Hal ini sebagaimana yang terjadi pada pendidikan pada umumnya di banyak SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Penjadwalan yang ketat, tempat duduk yang diatur, aktivitas yang selalu ditentukan oleh pengajar.
Keempat, tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut.

(2) Learner-centered approach (LCA) 

LCA adalah pendekatan yang menjadikan siswa sebagai subjek belajar. LCA ditingkatkan penggunaannya pada pendidikan tinggi. Pendekatan ini menggunakan metode pembelajaran yang beragam. Ada pergeseran dari TCA ke LCA, yaitu guru yang pada awalnya adalah pemberi informasi menjadi fasilitator belajar siswa. Berbeda dengan TCA, LCA menekankan pada perhatian pengajar yang tercurah lebih banyak untuk membimbing siswa belajar. Selain itu, proses sangat dihargai dalam pendekatan ini. Lebih lanjut silakan baca: pengenalan LCA oleh Polk.
Namun, ada beberapa hal yang patut dipikirkan sebelum menerapkan pendekatan ini. Berikut ini adalah empat poin yang wajib direnungkan dalam pelaksanaan LCA di lapangan.

  • Konsentrasi pada hal yang ingin siswa pelajari.
  • Strategi pengajaran yang memfasilitasi kebutuhan perseorangan seperti kebutuhan intelektual dan emosional.
  • Kebutuhan sosial siswa seperti kolaborasi, komunikasi, dan peer approval.
  • Tujuan pembelajaran. (http://en.wikipedia.org/wiki/Student-centred_learning)